Jumat, 23 November 2012

Tingkatan Proteksi Episode 3 SIS

Kecelakaan itu jarang sekali dipicu hanya oleh penyebab tunggal.  Kecelakaan biasanya merupakan gabungan dari kejadian-kejadian yang jarang terjadi, yang awalnya oleh kita  dianggap tidak saling berhubungan dan tidak mungkin terjadi bersamaan.  Penyelidikan kecelakaan di industri ditemukan bahwa sebagian besar kecelakaan tersebut  terjadi karena operator tidak mengikuti standard prosedur yang aman dalam mempertahankan operasi pada saat emergensi atau saat operator berusaha menjalankan kembali plant sesaat setelah plant tersebut berhenti karena emergensi.  Pada situasi lainnya, kecelakaan terjadi karena kebijakan pihak manajemen untuk tidak melakukan pemeliharaan dan pengetesan rutin terhadap SIS yang digunakan.  Kecelakaan juga terjadi karena operator mengabaikan sistem peringatan dini (alarm) yang muncul/terjadi.


Untuk mengatasi hal ini semua, maka tingkatan proteksi terhadap operasi plant dibuat  berlapis, sehingga apabila terjadi kealpahan (baik sengaja maupun tidak sengaja) pada satu tingkat, maka masih ada tingkat lainnya yang siap mengambil alih untuk memproteksi.  Gambar berikut memperlihatkan salah satu bentuk tingkatan proteksi tersebut.


Process Plant Design.  Tingkat proteksi plant yang pertama adalah pada fase perancangan.  Pada saat perancangan awal sebelum plant dibangun, aspek safety juga turut menjadi pertimbangan, yaitu dengan melakukan HAZOP atau teknik sejenisnya seperti fault tree, checklist dan what-if.  Membangunlah plant yang aman, walaupun mungkin biayanya lebih mahal.  Jangan membangun plant yang tidak aman karena selain biaya operasi/pemeliharaannya akan mahal, juga akan membahayakan baik terhadap asset maupun pekerjanya.

Process Control System.  Tingkat proteksi berikutnya adalah saat plant sudah beroperasi, yaitu process control system, yang digunakan untuk mengontrol operasi plant, dengan jalan menjaga kondisi operasi (pressure, temperature, flow, level dan lainnya) dalam batas-batas yang aman.  Jika plant dapat dioperasikan dengan baik, maka dengan  sendirinya kondisi plant juga akan selalu aman.

Alarm System.  Apabila sehubungan dengan satu dan lain hal process control system tidak berfungsi dengan baik, maka alarm system dapat berfungsi sebagai tingkat proteksi berikutnya, yaitu dengan jalan memberikan peringatan kepada operator sehingga operator dapat melakukan aksi untuk memperbaikinya.  Alarm system ini bisa dijalankan di  perangkat process control system (misalnya DCS) atau perangkat SIS (misalnya PLC) atau menggunakan perangkat khusus untuk annunciator alarm yang terhubung langsung (direct wiring) ke sensor.

Safety Instrumented System (SIS).  Apabila process control system dan operator gagal melakukan tugasnya dalam mengamankan operasi plant, maka SIS secara otomatis akan melakukan aksinya untuk melindungi plant.

Fire & Gas System (F&G).  Keempat tingkat proteksi yang baru saja dibahas berfungsi untuk mencegah terjadinya bahaya/kecelakaan (prevention layer), sedangkan fire & gas system berfungsi untuk menghilangkan/mengurangi akibat dari bahaya/kecelakaan yang sudah terjadi (mitigation layer).  Apabila prevention layer gagal berfungsi sehingga terjadi bahaya/kecelakaan, maka fire & gas system akan melakukan tugasnya untuk  menghilangkan/mengurangi akibat dari bahaya/kecelakaan, dengan jalan melakukan aksi secara langsung atau memberikan peringatan kepada orang/kru yang akan melakukan aksi. Perbedaan utama antara SIS dan F&G adalah SIS biasanya normally energized, sedangkan F&G biasanya normally deenergized.  Alasannya adalah karena SIS dirancang untuk membawah plant ke kondisi aman, yang biasanya berhenti beroperasi.

Selain F&G system, mitigation layer juga termasuk containtment system, yaitu sistem yang berfungsi mencegah bahaya/kecelakaan menyebar/meluas dan evacuation procedure, yaitu prosedur untuk evakuasi personal dari area kejadian ke area yang aman.

0 komentar:

Posting Komentar